Meskipun pemerintah dan pabrikan berbagai merek otomotif telah mensosialisasikan mengenai segudang manfaat dari pemakaian mobil listrik dan produksinya yang kian hari kian meningkat, tetapi harga mobil listrik dinilai masih mahal.
Hingga saat ini, pembeli mobil listrik juga masih didominasi oleh masyarakat dengan perekonomian menengah ke atas. Lantas sebenarnya, apakah baterai mobil listrik benar-benar mahal? Kira-kira apa pemicu yang menyebabkan harga baterai melambung tinggi?
Minim Ekosistem Baterai
Salah satu pemicu tingginya harga baterai adalah masih minimnya ekosistem baterai itu sendiri di Indonesia. Hal ini kemudian membuat harga mobil listrik juga melambung naik. Bahkan 40 persen dari harga mobil listrik yang ada di pasaran.
Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira mengatakan bahwa tingginya harga baterai bisa diatasi dengan adanya Indonesia Battery Corporation (IBC). Korporasi itulah yang nantinya bisa mendorong ekosistem baterai dalam negeri, sehingga Indonesia tidak perlu lagi membeli bahan atau mengimpor baterai untuk kendaraan listrik dari negara lain.
Mengingat, baterai termasuk suku cadang terpenting dalam kendaraan listrik. Jadi pasti dibutuhkan banyak oleh setiap jenis kendaraan listrik yang ada. Apabila ekosistem baterai tersebut sudah mulai berjalan, maka harga baterai bisa ditekan turun dan memberikan dampak yang lebih baik untuk harga kendaraan listrik juga.
Masih Harus Impor Baterai
Selain itu, pemicu lain dari tingginya harga baterai untuk kendaraan listrik adalah karena baterai masih diimpor dari negara lain. Ekosistem baterai yang baik belum tersedia secara mumpuni di Indonesia.
Oleh karena itu, agar perputaran otomotif berbasis listrik bisa berjalan cepat, suku cadang terpenting harus diimpor dari negara lain.
Upaya impor baterai dari negara tetangga dan membangun ekosistem baterai di Indonesia ini bukan tanpa sebab. Semuanya diupayakan dan didorong oleh pemerintah agar lingkungan minim emisi karbon dan negara terlepas dari ketergantungan Bahan Bakar Minyak (BBM).
Biaya Logistik Tinggi
Tingginya harga baterai juga tidak hanya disebabkan karena kurangnya ekosistem yang bisa memproduksi sumber daya utama kendaraan listrik. Namun biaya logistik juga menjadi salah satu alasan yang turut membuat harga baterai mahal.
Bahkan biaya logistik itu belum ditotal dengan pajak impor yang harus dibayarkan. Mengingat, Indonesia masih perlu mengimpor baterai dari negara lain.
Bahan Pembuat Baterai Mahal
Ketika mengimpor baterai dari negara lain, kalkulasi yang harus dilakukan bukan hanya seputar harga, biaya pengiriman, dan pajak impor saja. Melainkan, bahan pembuat baterai itu sendiri juga harus diperhitungkan.
Sebab setiap baterai terbuat dari bahan yang berbeda-beda. Salah satu jenis baterai yang bahannya cukup mahal adalah lithium-ion.
Dengan begitu, bahan tersebut tentu akan menambah nilai jual baterai yang sudah jadi maupun baterai yang dirakit sendiri oleh perusahaan. Pada akhirnya, nilai tersebut juga mempengaruhi penjualan kendaraan listrik.
Komponen-Komponen Baterai Mahal
Baterai tersusun atas beberapa komponen yang berbeda-beda. Setiap komponen memainkan perannya masing-masing sesuai dengan fungsinya. Oleh karena itu, agar dapat berfungsi secara maksimal, baterai harus dirakit dengan komponen penyusun yang lengkap.
Namun sayangnya, harga komponen penyusun baterai saat ini masih terbilang mahal. Itulah mengapa, nilai jual kendaraan listrik juga masih tinggi di Indonesia.
Hingga saat ini, pemerintah terus berupaya agar harga jual kendaraan listrik bisa menurun dan masyarakat bisa beralih menggunakan kendaraan listrik jenis apapun. Mulai dari mobil, motor, sepeda, moped, dan lain sebagainya.
Upaya-upaya tersebut dilakukan dengan merakit atau memproduksi baterai di Indonesia, meskipun beberapa komponen masih harus impor. Bahkan ekosistem industri untuk membuat baterai juga mulai dibangun sedikit demi sedikit. Kerjasama dengan beberapa perusahaan besar seperti China dan Korea Selatan siap mendukung produksi baterai melalui Indonesia Battery Corporation (IBC).
Sehubungan dengan upaya meminimalisir emisi karbon, pemerintah juga berupaya membangun stasiun pengisian daya lebih banyak lagi di beberapa tempat secara merata. Diharapkan, nantinya konsumen bisa mengisi baterai kendaraan listrik mereka atau melakukan pergantian baterai untuk memangkas waktu.
Adanya pembangunan ekosistem industri baterai dan sejumlah hal yang terus diupayakan, perlahan bisa menurunkan harga jual kendaraan listrik, sehingga kemudian masyarakat bisa beralih menggunakan kendaraan yang lebih ramah lingkungan.